Tasawuf Diri: Senja Tak Lagi Indah di Mata
Oleh Faiz Senja, menawarkan keindahan di pelupuk mata. Membawa sejuta kisah yang akan dibawa pulang. Langit indah, kicauan burung yang bersautan membuat semua orang kian tertarik kepadanya. Ada orang bilang, senja tak lagi terlihat sama. Mungkin ungkapan ini ada benarnya, sebab manusia mempunyai makna tersendiri terhadap senja yang dilihatnya. Di saat datang keindahan senja itu, seorang sufi membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan kemerduan suaranya. Air matanya hampir saja habis tersapu oleh angin-angin yang sengaja bermain dengan hantaman ombak di tepian karang. Suara istighfar mulai terdengar diikuti rasa penyesalan. Entah apa yang ia tangisi dan sesalkan, yang jelas raut wajahnya menggambarkan rasa penyesalan yang kian dalam. Mungkin saja, ia sedang memikirkan kepulangannya saat dipanggil Tuhan. Entahlah, manusia selalu saja melakukan kesalahan. Namun anehnya, berkali-kali ia berbuat dosa Tuhan selalu datang dengan rasa kasihnya. Memaafkan setiap insan y...