Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Tasawuf Diri: Senja Tak Lagi Indah di Mata

Oleh  Faiz Senja, menawarkan keindahan di pelupuk mata. Membawa sejuta kisah yang akan dibawa pulang. Langit indah, kicauan burung yang bersautan membuat semua orang kian tertarik kepadanya. Ada orang bilang, senja tak lagi terlihat sama. Mungkin ungkapan ini ada benarnya, sebab manusia mempunyai makna tersendiri terhadap senja yang dilihatnya. Di saat datang keindahan senja itu, seorang sufi membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan kemerduan suaranya. Air matanya hampir saja habis tersapu oleh angin-angin yang sengaja bermain dengan hantaman ombak di tepian karang. Suara istighfar mulai terdengar diikuti rasa penyesalan. Entah apa yang ia tangisi dan sesalkan, yang jelas raut wajahnya menggambarkan rasa penyesalan yang kian dalam. Mungkin saja, ia sedang memikirkan kepulangannya saat dipanggil Tuhan.     Entahlah, manusia selalu saja melakukan kesalahan. Namun anehnya, berkali-kali ia berbuat dosa Tuhan selalu datang dengan rasa kasihnya. Memaafkan setiap insan y...

Tersimpan Sendirian

Oleh Rantai Senja Kuteguk lelah yang menjarah Kubaringkan amuk dalam pasrah Mengaduk remuk berkantuk riuk Menggerogoti sukma ingin mati Mendera merenda adikara Tersungkur aku takabur Hancur, Semesta mendirus diri lewat api Kuteguhkan langkah dengan pasti Semangat terpatri sampai nanti Sia sia, kujaga sampai mati Tak sampai kugapai rembulan Impian tersimpan sendirian Tajuk yang tak kunjung merujuk Sesak, teruk tangis terduduk Terbawa arus kian menerus Terhantam, tenggelam, kelam Kepalang siksa raga meradang Tersadar dari kapar, kapan ? Jeruji membanjiri, terborgol Titik mati senyap sunyi Apa aku harus akhiri ? Terputusnya urat nadi Darah menyelimuti, Tapi, Tidak, Iman masih tersisa dalam hati