Tersimpan Sendirian

Oleh
Rantai Senja


Kuteguk lelah yang menjarah
Kubaringkan amuk dalam pasrah
Mengaduk remuk berkantuk riuk
Menggerogoti sukma ingin mati

Mendera merenda adikara
Tersungkur aku takabur
Hancur,

Semesta mendirus diri lewat api
Kuteguhkan langkah dengan pasti
Semangat terpatri sampai nanti
Sia sia, kujaga sampai mati

Tak sampai kugapai rembulan
Impian tersimpan sendirian
Tajuk yang tak kunjung merujuk
Sesak, teruk tangis terduduk

Terbawa arus kian menerus
Terhantam, tenggelam, kelam
Kepalang siksa raga meradang
Tersadar dari kapar, kapan ?

Jeruji membanjiri, terborgol
Titik mati senyap sunyi
Apa aku harus akhiri ?
Terputusnya urat nadi

Darah menyelimuti,

Tapi,
Tidak,
Iman masih tersisa dalam hati


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Islam dan Gender (SIG) KOPRI Feminea PMII Rayon Aufklarung

Peranan Mahasiswa: Diam dan semakin ditindas, atau bergerak untuk perubahan

Puisi "Sekelumit Senyum Kala Itu"