Postingan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM MENINGKATKAN EKONOMI NEGARA

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM MENINGKATKAN EKONOMI NEGARA Oleh: Sahabat Moh Manarul Hidayat Akhir-akhir ini negara kita diwarnai dengan berbagai kasus kecelakaan kerja. Kebakaran yang melanda Masjid Jakarta Islamic Centre, Koja, Jakarta Utara, menjadi sorotan publik saat ini. Pada tahun 2021, berdasar data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), jumlah kecelakaan kerja di Indonesia tercatat sebanyak 234.270 kasus. Jumlah tersebut naik 5,65% dari tahun sebelumnya yang sebesar 221.740 kasus. Jika dilihat trennya, jumlah kasus kecelakaan kerja di Indonesia terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Sejak tahun 2017, jumlah kecelakaan kerja tercatat sebanyak 123.040 kasus.  Jumlahnya naik 40,94% menjadi 173.415 kasus pada tahun 2018. Setahun setelahnya, kecelakan kerja kembali meningkat 5,43% menjadi 182.835 kasus.  Kecelakaan kerja di dalam negeri meningkat 21,28% menjadi 221.740 kasus pada tahun 2020. Angkanya pun kembali mengalami peningkatan pada tahun lalu. Menurut BPJS

Hasil Karya Workshop Content Writing 2023 BSOR Manifesto

Gambar
 Sahabati Dhewi Nurhayati Sahabat Moh. Manarul Hidayat

Puisi "Sekelumit Senyum Kala Itu"

  Sekelumit Senyum Kala Itu Yogyakarta, 28 September 2023 Karya: Kaysa Zafira Erva sisa hujan semalam tampak lincah berselancar diatas hijaunya daun baskara bersembunyi di balik gelapnya awan,  enggan muncul ke permukaan lembabnya jalan menjadi saksi bisu, betapa banyak air yang jatuh berulang berjalan bak orang yang tak punya gairah tak banyak harapku hari ini hanya ingin segera usai untuk kembali merebahkan diri tak sengaja mata ini jatuh tepat di matamu yang dahayu kau hujani aku dengan segala senyummu yang renjana kau biarkan aku tersipu bak surya yang bersembunyi di balik gelapnya awan menyelimuti badanku yang beku dengan hangatnya tatapmu yang niskala entah gejolak apa yang sedang menguasai diri mengundang ribuan debaran jantung yang tak dapat diarungi senyum indah yang sudah lama tidak kudapati dengan lancangnya hari ini kembali menyusuri hati adakah sedikit penawar yang dapat menyadarkan diri,  bahwa senyum yang renjana itu takkan abadi

IMPLEMENTASI BUDAYA INKLUSIF UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KAMPUS

IMPLEMENTASI BUDAYA INKLUSIF UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KAMPUS Oleh: Alfina Damayanti      Budaya inklusif adalah dimensi di mana nilai-nilai inklusif dipahami dengan baik, dihormati, dan diterapkan oleh siapapun. Karakter percaya diri pada anak berkebutuhan khusus dapat dibangun dengan komunitas inklusif dengan menerapkan nilai-nilai inklusif yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa kepercayaan diri lainnya, dan setiap komponen perguruan tinggi memiliki sebuah karakter kepedulian, empati, kerjasama dan saling membantu dengan berbagai pihak untuk menstimulasi sebuah potensi yang dimiliki anak berkebutuhan khusus bahwa dirinya menjadi manusia seutuhnya dan diapun layak untuk bahagia. Pemerintah dan pihak instansi pendidikan sekarang sudah membuka akses dengan konsep pendidikan inklusi. Dengan adanya penerapan pendidikan inklusi dapat memperluas akses pendidikan bagi semua kalangan termasuk anak berkebutuhan khusus. Up

Mading Online BSOR Manifesto

Gambar

Hasil Karya Sayembara Kepenulisan BSOR Manifesto

Hasil Karya Sayembara Kepenulisan BSOR Manifesto Tanggal 2 Juli, BSOR Manifesto mengadakan kegiatan Sekolah Jurnalistik yang diadakan secara daring melalui platform Zoom Conference. Kegiatan ditutup dengan diadakannya sayembara kepenulisan. Sayembara ini harapannya dapat semakin meningkatkan pemahaman sekaligus bentuk implementasi secara nyata bagi sahabat/i dalam kepenulisan. Penasaran dengan karya-karyanya? Yuk, simak karyanya di bawah ini. Sahabati Alfina Damayanti (Pendidikan Berkualitas, Kunci Kemajuan Negeri) Sahabati Maulida Septya Febriani (Zero Food Waste: Meminimalisir Sampah Makanan untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan) Sahabati Yustin Aprila (Mewujudkan Indonesia Tanpa Kemiskinan untuk Menyongsong Era Keemasan)

PMII SEBAGAI SENTRAL DAN SIMPUL JARINGAN INTELEKTUAL MUDA ISLAM DI INDONESIA

PMII SEBAGAI SENTRAL DAN SIMPUL JARINGAN INTELEKTUAL MUDA ISLAM DI INDONESIA Semua manusia adalah intelektual, namun tidak semua manusia menjalankan fungsi intelektualnya dalam masyarakat. ~Antonio Gramsci (1891-1937)~      Sebagai mahasiswa, seringkali mendapatkan julukan sebagai ¬agent of change atau agen perubahan. Sebagai agen perubahan tentunya mahasiswa harus punya kesadaran jiwa, rasa peduli, dan kepekaan yang tinggi,serta imajinasi untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Perubahan kearah positif yang memberikan manfaat tidak hanya pada diri sendiri akan tetapi kepada seluruh elemen masyarakat. Mahasiswa dikenal sebagai insan yang mempunyai cara berpikir yang kritis, berani, dan spirit yang besar untuk berkontribusi untuk sebuah perubahan.     Mahasiswa sebagai Agent of Change yang dituntut untuk selalu siap dalam menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh perkembangan zaman yang tidak menentu sehingga menimbulkan pergeseran dan problematika di lingkungan masyarakat. Mah