Sekolah Islam dan Gender (SIG) KOPRI Feminea PMII Rayon Aufklarung
Sekolah Islam dan Gender yang kemudian disingkat menjadi SIG merupakan kaderisasi formal pertama yang diikuti oleh anggota PMII. Dimana tujuan diadakannya Sekolah Islam dan Gender (SIG) ini, yaitu agar memunculkan kesadaran gender, sikap kritis terhadap isu-isu gender, serta membentuk kader KOPRI yang responsif dan transformatif. Dari hal tersebut, PMII Rayon Aufklarung menyelenggarakan Sekolah Islam dan Gender (SIG) secara offline pada hari Sabtu, 25 Juni 2022 dan Minggu, 26 Juni 2022 bertempat di Joglo Paris Parangtritis.
SIG KOPRI Feminea Rayon Aufklarung kali ini mengangkat tema “Manifestasi Kesadaran Gender dalam Membentuk Kader KOPRI yang Responsif dan Transformatif.” Dengan tujuan khusus bahwa dari kesadaran gender yang dimiliki oleh seorang kader tersebut akan menuju ke kesetaraan gender serta ditindaklanjuti dengan kepekaan terhadap isu-isu gender dan mampu memberikan respons baik secara lisan maupun tulisan terhadap isu tersebut. Dan langkah selanjutnya, yaitu dituntut agar mampu bertransformasi dalam memperjuangkan isu-isu gender.
Acara SIG kali ini diawali dengan sambutan Ketua KOPRI Feminea Rayon Aufklarung, yaitu sahabati Aenishofi Salsabila Khumaedi. Beliau menekankan bahwasanya perempuan harus mampu mengenali rambu-rambu perkembangan zaman agar dapat terus menciptakkan progresifitas. Selain itu, beliau juga berharap dengan diadakannya SIG kali ini seluruh peserta mampu mengaplikasikan kesetaraan gender di lingkungan organisasi maupun di lingkungan sekitarnya. Setelah itu dilanjutkan sambutan oleh sahabat Ibnu Taimi Perdana Putra selaku Ketua Umum Rayon Aufklarung. Beliau mengapresiasi acara SIG kali ini serta menegaskan bahwasanya kesetaraan dan keadilan gender ini tidak terbatas pada satu kelamin saja. Beliau juga mengobarkan semangat seluruh kader PMII untuk tetap berani dan percaya diri dalam bergerak selama itu tidak bertentangan dengan Aswaja dan NDP.
Dalam rangka menyukseskan tujuan dari tema yang diangkat, didalam acara SIG kali ini terdapat empat materi, yaitu materi Sex dan Gender yang disampaikan oleh sahabati Kholifah Nyawiji (Demisioner Ketua KOPRI Feminea Rayon Aufklarung 2020), materi Gender dalam Perspektif Islam yang disampaikan oleh Ibu Khotimatul Husna (Wakil Ketua Lakpesdam PWNU DIY 2022-2027), materi Sejarah Gerakkan Perempuan yang disampaikan oleh sahabati Sita Indrijayanti (Demisioner Ketua KOPRI PMII Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta 2020-2021), dan materi Kelembagaan KOPRI yang disampaikan oleh sahabati Lili Awanda Faidatun (Koordinator Bidang Kajian dan Advokasi KOPRI PMII Cabang Daerah Istimewa Yogyakarta 2021-2022). Selain materi, juga terdapat forum diskusi yang dipimpin oleh tim fasilitator. Di dalam forum diskusi ini, peserta SIG mereview materi, membedah studi kasus, serta berlatih bagaimana berorasi dan berpuisi. Kemudian, di malam puncak SIG diadakan campfire di pinggir Pantai Parangtritis yang didalamnya seluruh peserta SIG menyampaikan responsnya terhadap isu-isu gender melalui orasi dan puisi. Selain dari elemen peserta SIG, orasi keperempuanan juga disampaikan oleh perwakilan Korp Sapphire yaitu sahabati Maulida dan sahabat Hilya, Ketua KOPRI Feminea yaitu sahabati Shofi, Perwakilan dari pengurus yaitu sahabati Ganesya, dan juga dari Ketua Umum Rayon Aufklarung yaitu sahabat Ibnu Taimi.
Acara SIG ini, tidak hanya sebagai bekal intelektual saja, tetapi juga sebagai wadah untuk memupuk kebersamaan antar elemen. Salah satunya dikemas kedalam kegiatan di hari kedua SIG. Di hari kedua ini, seluruh elemen yang hadir diajak untuk senam pagi terlebih dahulu yang kemudian dilanjutkan dengan acara Outbond di Pantai Parangtritis. Outbond dikemas kedalam 3 permainan berkelompok, yaitu estafet karet, estafet sarung, dan voli air. Setelah Outbond, acara di pantai ditutup dengan kegiatan Women and Environment dari KOPRI Feminea. Sebelum kegiatan ini dimulai, sahabati Shofi selaku Ketua KOPRI Feminea menyampaikan esensi dari kegiatan Women and Environment, yaitu sebagai kader KOPRI selain juga harus mampu responsif terhadap isu gender, juga harus menjaga bumi dengan cara memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar. Maka dari itu, di kegiatan ini seluruh elemen SIG yang dibagi menjadi beberapa kelompok menyisir Pantai Parangtritis dan mengambil sampah-sampah yang berceceran.
Serangkaian acara SIG pada jam 11.00 WIB akhirnya ditutup dengan penutupan dari Ketua KOPRI Feminea dan juga penyampaian kesan dan pesan dari beberapa peserta SIG. Beberapa peserta SIG menyampaikan kesan baik terhadap acara SIG kali ini yang tidak hanya dikemas melalui materi saja, tetapi ada kegiatan lain yang bersifat ringan dan menyenangkan. Selain itu, juga ada beberapa pesan yang disampaikan salah satunya terkait ketidaktepatan waktu dalam setiap kegiatan yang perlu diperbaiki lagi di agenda-agenda selanjutnya.
Penulis : Rina Fitria Utami
Komentar
Posting Komentar