IMPLEMENTASI BUDAYA INKLUSIF UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KAMPUS

IMPLEMENTASI BUDAYA INKLUSIF UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI KAMPUS

Oleh: Alfina Damayanti

    Budaya inklusif adalah dimensi di mana nilai-nilai inklusif dipahami dengan baik, dihormati, dan diterapkan oleh siapapun. Karakter percaya diri pada anak berkebutuhan khusus dapat dibangun dengan komunitas inklusif dengan menerapkan nilai-nilai inklusif yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Rasa kepercayaan diri lainnya, dan setiap komponen perguruan tinggi memiliki sebuah karakter kepedulian, empati, kerjasama dan saling membantu dengan berbagai pihak untuk menstimulasi sebuah potensi yang dimiliki anak berkebutuhan khusus bahwa dirinya menjadi manusia seutuhnya dan diapun layak untuk bahagia. Pemerintah dan pihak instansi pendidikan sekarang sudah membuka akses dengan konsep pendidikan inklusi. Dengan adanya penerapan pendidikan inklusi dapat memperluas akses pendidikan bagi semua kalangan termasuk anak berkebutuhan khusus. Upaya ini dilakukan untuk mengembangkan potensi kecerdasan, bakat,, dan soft skill yang dimilki tanpa diskrimasi.dengan adanya penerapan budaya inklusif dikampus, anak yang berkebutuhan khusus dapat merasakan pendidikan normal.

    Pendidikan inklusi diketahui telah menjadi komitmen bersama negaranegara di dunia untuk memperjuangkan hak memperoleh pendidikan. Berkaitan dengan adanya layanan khusus tidak terlepas dari peran UNESCO pada tahun 1994 yang mendeklarasikan ideologi pendidikan inklusif secara internasional. Dengan adanya komitmen bahwa pendidikan untuk semua memberikan dampak yang cukup signifikan. Sehingga anak yang berkebutuhan khusus dan difabel mendapatkan perhatian dalam aspek pendidikan. Dalam konvensi PBB tentang Hak Anak, 1990) menyebutkan bahwa seorang anak dalam masa pertumbuhan, secara fisik dan mental membutuhkan perawatan, perlindungan khusus, serta perlindungan hukum baik sebelum maupun sesudah dilahirkan, maka dengan demikian tugas dan kewajiban orang tua dan guru untuk menstimulasi seorang anak yang menjadi amanahnya untuk menumbuhkan kepercayaan diri dalam mengubah dunianya lebih indah sehingga berdampak positif bagi dirinya dan lingkungannya. Proses mengubah suatu pola pikir memerlukan bentuk kegiatan tertentu serta sebuah latihan-latihan yang diarahkan sesuai dengan keberadaan dirinya, sehingga terpenuhi kebutuhan psikologis, seperti perasaan dicintai dan dapat diterima oleh orang-orang sekitarnya.

    Di era yang semakin modern ini, banyak perguruan tinggi yang mulai berinovasi dalam membangun sistem pendidikan agar lebih terbuka dan berkualitas. Berbagai aspek pun mulai dibenahi dan akses pendidikan yang awalnya terbatas pada mereka yang mampu secara finansial, mulai diperluas sehingga juga bisa menjangkau calon mahasiswa berprestasi namun tidak mampu secara finansial. Selain itu, para calon mahasiswa penderita disabilitas juga mulai mendapat perhatian. Selain membuka diri kepada mahasiswa kurang mampu, kampus juga mulai ramah terhadap mereka yang berkebutuhan khusus. Para penyandang disabilitas kini dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi sesuai minat mereka. Istilah kampus inklusi pun mulai sering didengar. Istilah kampus inklusi sendiri merujuk pada pengertian bahwa kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi juga mampu memfasilitasi dengan baik para penyandang disabilitas (kelompok difabel) untuk turut mendapatkan hak mendapatkan ilmu di perguruan tinggi. Dalam rangka untuk mencapai status inklusi tersebut, maka kampus perlu menyediakan berbagai sarana, baik sarana fisik maupun non fisik.

    Di era yang semakin modern ini, banyak perguruan tinggi yang mulai berinovasi dalam membangun sistem pendidikan agar lebih terbuka dan berkualitas. Berbagai aspek pun mulai dibenahi dan akses pendidikan yang awalnya terbatas pada mereka yang mampu secara finansial, mulai diperluas sehingga juga bisa menjangkau calon mahasiswa berprestasi namun tidak mampu secara finansial. Selain itu, para calon mahasiswa penderita disabilitas juga mulai mendapat perhatian. Selain membuka diri kepada mahasiswa kurang mampu, kampus juga mulai ramah terhadap mereka yang berkebutuhan khusus. Para penyandang disabilitas kini dapat mengenyam pendidikan di perguruan tinggi sesuai minat mereka. Istilah kampus inklusi pun mulai sering didengar. Istilah kampus inklusi sendiri merujuk pada pengertian bahwa kampus sebagai lembaga pendidikan tinggi juga mampu memfasilitasi dengan baik para penyandang disabilitas (kelompok difabel) untuk turut mendapatkan hak mendapatkan ilmu di perguruan tinggi. Dalam rangka untuk mencapai status inklusi tersebut, maka kampus perlu menyediakan berbagai sarana, baik sarana fisik maupun non fisik.

  • Melalui kegiatan pembelajaran
    Berdasarkan yang saya temui di lingkungan kampus UIN SUNAN KALIJAGA pada anak yang berkebutuhan khusus dalam menanamkan karakter percaya diri, dosen memberi penjelasan mengenai nilai karakter yang ditanamkan. Agar seluruh mahasiswa termasuk yang berkebutuhan khusus aktif dalam pembelajaran, berpartisipasi mengemukakan pendapat, diskusi, dan percobaan praktikum, maka dosen menggunakan pembelajaran aktif dan dibantu melalui petugas PLD ( Petugas Layanan Difabel) dari kampus sendiri untuk menterjemahkan. Hal ini dilaksanakan agar anak berkebutuhan khusus dapat berbaur dengan teman-temannya yang normal sebagai peningkatan kepercayaan diri.

  • Melalui kegiatan pembiasaan
    Pembiasaan yang dilakukan mahasiswa normal terhadap mahasiswa yang berkebutuhan khusus melalui transformasi pendamping PLD ataupun melalui komunikasi teknologi seperti WhatsApp dalam menanamkan karakter percaya diri yaitu mahasiswa melakukan pembiasaan saling menghargai dan menyayangi. Hal tersebut dapat dilihat antara interaksi secara tidak langsung antara mahasiswa normal dengan mahasiswa yang berkebutuhan khusus.
  • Melalui pemberian motivasi
Pemberian motivasi melalui lingkungan yang baik menimbulkan mahasiswa berkebutuhan khusus selalu diberi pengertian seperti tidak merendahkan orang lain hal ini dapat membuktikan bahwa kita semua itu sama. Sebagai contoh, apabila ketika di dalam kelas maupun luar kelas, terdapat mahasiswa yang berkebutuhan khusus mampu menunjukkan karya atau berani tampil di depan maka lingkungan sebaiknya kita dapat memberikan reward baik untuk mendorong nilai karakter percaya diri yang baik.
  • Melalui kegiatan bimbingan langsung
Adanya UKM atau sebuah kegiatan kampus khusus mahasiswa berkebutuhan khusus merupakan bimbingan terbaik untuk mendapatkan kegiatan vokasi yang mana kegiatan tersebut mengasah keterampilan meraka supaya bisa berkarya dan dapat menampilkan karya di depan umum dengan cara latihan rutin dengan pembimbing PLD ataupun intruktur yang ahli.

    Dari budaya inklusif yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari di kampus ternyata berdampak positif bagi kemandirian dan kepercayaan diri pada mahasiswa yang berkebutuhan khusus. Pelayanan dan lingkungan yang penuh cinta kasih sayang terbukti dapat menumbuhkan rasa percaya diri pada jiwa anak berkebutuhan khusus. Dengan demikian anak berkebutuhan khusus mempunyai kemampuan untuk mencintai dirinya dan berusaha keras untuk melampaui sebuah keterbatasan yang mereka miliki menjadi sebuah kelebihan sebagai dasar dalam sebuah sistem yang berpihak pada semua mahasiswa khususnya anak berkebutuhan khusus agar tercipta zona aman dan nyaman untuk berkembang optimal menjadi sesuatu yang di impikan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Peranan Mahasiswa: Diam dan semakin ditindas, atau bergerak untuk perubahan

Puisi "Sekelumit Senyum Kala Itu"

Sekolah Islam dan Gender (SIG) KOPRI Feminea PMII Rayon Aufklarung