Kumpulan puisi

Eureka "partikel"
Bisik bisik isu menampar keyakinan
Menjadikannya sedikit bimbang
Komitmen, keputusan dan langkah berkesinambungan
Ah
sudahlah, aku tak peduli
Caci maki mereka tak perlu di urusi
Aku beranjak dari zona keraguan
Memantapkan hati
Ku lebur ego ku bakar ambisi
Kupertajam intuisi
Sapaan orang baru meninggalkan senyum simpul
Aku dia tak sama awalnya
Kita  berangkat dari ragam kisah yang berbeda dan bertolak belakang
Tapi panji kebesaran PMII
Menarikku untuk diam dan bertahan dalam pergerakan
Aku hampir balik badan
Saat aku setengah membuka mata
Ada rasa takut yang menganga
Aku pengecut tiba-tiba
Aku bisu...
Aku tuli..
Seketika yang ada hanya aku dan segunung pertanyaan
Aku terjebak dalam barisan  kata tak berpintu
Aku di persimpangan jalan..
Gelap...
Senyap..
Tetiba detik selanjutnya ku tarik nafas panjang
Bincang kawan di sekeliling membuatku sadar
Aku tak salah langkah
Aku tersesat dalam kebenaran..
Waktu mengakrabkan
Rasa takut mengikatkan persatuan
Tak ada dia atau kamu sekarang
Yang tersisa adalah kita
Dalam sebuah ruang yang mulai tertata..
Eureka.. "Partikel" ikatan tanpa segel
Makna baru dalam sebuah pertemuan
Tanpa dusta tanpa kebencian
~D

PENA
Abadi?
Aku fana, namun masih bertahan hidup
Indah? Beginilah aku
Bukan dicipta untuk menerima keindahan
Hanya penghias debu panas
Aku bisa hidup tanpa perhatian
Namun, aku mati tanpa diperhatikan
Pujian? Cacian terdengar lebih nyaring
Meski aku berduri
Bukan berarti aku hanya bisa menyakiti
Aku bukan mawar
Berduri untuk menutup diri
Aku hanya kaktus 
Berduri untuk bertahan hidup
Mawar, meski bunga ku kalah cantik
dan tak menarik seperti mu
Aku bersyukur karena inilah
Aku
-Wayan Mikhael 

Sejak awal......
Kalian  datang dengan niat berbeda
Sejak awal......
Kalian  punya visi berbeda
Sejak awal........
Kalian dari baground berbeda
Hingga forum menyatukan kalian secara bersama
Tuhan Mengenalkan kalian tanpa sengaja
Hingga berbagi, Perspektif, saling memiliki berusaha disamakan
Dan kata satu menjadi khas di setiap langkah kalian

Sejak awal.....
jangan berekspektasi  lebih dari Organisasi PMII
Apalagi hanya ingin mencari eksistensi
Ingat, Jangan berekspektasi
jika sebelumnya kau tak mengerti esensi
Organisasi ibarat benda mati
Yang menggerakkan ya kalian sendiri
Pelaku real yang ada didalamnya

Jika suatu hari kalian kecewa
Jangan salahkan organisasi ini
Namun coba lah bercermin pada diri sendiri
Terlalu jauh kah harapanmu
Ataukah terlalu pendek keikutsertaanmu
Ingatlah,  PMII hanyalah benda yang diam
Yang bisa digerakkan oleh motor didalamnya
Jadikanlah langkah kalian sebagai proses pengabdian
Nikmatilah proses yang ada selama tubuh kalian bernafas
Karena dengan itu....
Kelak kalian akan menemukan esensi sejati yang sesungguhnya
  
Yogyakarta,10 oktober 2018
-@Khoirun N







Malam begitu menyekam seluruh ubun-ubunku
Seolah angin tiba-tiba merasuk dalam sukmaku
Menggigil begitu kurasa
Puncak dari serangkaian kegaitan ini
Begitulah dikatakan  malam pembaiatan
Dimana komitmen dan kontribusi kita ditanyakan
Dimana keberlangsungan proses kita di tanyakan ulang
Sanggupkah atau mundurkah?

Bagi jiwa pemberani yang sejak awal sudah bersinergi
Ini merupakan momen yang harus melekat dalam diri
Sepanjang nafas masih berhembus
Sepanjang keinginan kuat masih terpatri
Sepanjang harapan masih besar

Rekat tanpa sekat

Jejak-jejak mengudara tertiup angin senja
Aku bercerita pada riak yang tak bertahta
Ku eja tulisan di sebrang sana
Dalam alas biru kuning yang berwibawa
Tegak menantang atap alam berkibar memesona
P-M-I-I 
Sakral, penuh arti
Mengakar di sanubari
Aku di dalamnya berbaur dalam semua elemen
Membantai otak-otak cemen
Merobek tabu karena ragu
Membingkai pertemuan
Oktoberku penuh kesan
Keluarga baru tiba di depan gerbang
Jabatan tangan makna sebuah ikrar
Ikatan tanpa simpul yang tak berkesudahan
Rekat tanpa sekat itulah makna sahabat tanpa perlu sebuah alasan

~D
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Islam dan Gender (SIG) KOPRI Feminea PMII Rayon Aufklarung

Peranan Mahasiswa: Diam dan semakin ditindas, atau bergerak untuk perubahan

Puisi "Sekelumit Senyum Kala Itu"