pelatihan kedua



Caption jadi alternatif budaya menulis
“caption menjadi rutinitas yang harus beresensi dalam dunia pergerakan” ungkap Muyassaroh selaku Koordinator BSOR Manifesto PMII aufklarung, pelatihan kedua dengan tema “Catatan Hari Ini Adalah Sejarah Hari Esok”diadakan dikolom Sosial Media Kader masing-masing,  yang dimulai pada tanggal 14 November – 14 Desember 2018.
Muya menambahkan alternatif  ini dilakukan dengan usulan beberapa kader, agar menulis menjadi kebiasaan yang sebenarnya sudah sering dilakukan, hanya saja perlu ada esensi didalamnya dan tidak memberatkan kader untuk menulis. Didukung oleh pernyatan shinta salah satu kader Aufklarung angkatan 2017, menulis perlu dilakukan dengan hal yang mudah juga sering dilakukan sehingga menjadi kebiasaan dan pemicu awal menulis jenis-jenis tulisan yang lain.
Persyaratan sayembara caption minimal satu minggu sakali, bentuk tulisan bebas, dan hasrag #GerakanLiterasiManifesto#AufklarungMengaji. Dengan hadiah voucher buku bebas sesuai permintaan pemenang, yang dimenangkan Alan kader Aufklarung angkatan 2018, dengan beberapa puisi yang salah satunya berjudul “aku”.
Aku
Oleh : Alan

Aku,
Au tak tahu siapa aku,
Aku tak tahu ingin jadi apa aku

Yang ku tahu,
Kalian adalah aku
Bersatunya kalian, ada perwujudanku

Entah kini, esok ataupun nanti
Aku adalah bagian dari kalian
Pecahnya kalian adalah kematian bagiku
Yang mementukan aku akan menjadi apa nanti  adalah kalian sahabat

Hidupkan aku,
Ramaikan aku,
Bersatulah didalamku PARTIKEL

Sekumpulan molekul yang berkoloni menjadi Satu
Satu partikel tidaklah berarti apa-apa
132 partikel yang akan mengguncang dunia
132 partikel yang akan menjad pemuda yang diinginkan Ir.Soekarno
Sebab kita bukan satu-satu
Biarlah cerita kisah perjuangan kita hari ini menjdi sebuah cerita sejarah yang manis kelak

Jumlah kita satu PARTIKEL AUFKLARUNG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Islam dan Gender (SIG) KOPRI Feminea PMII Rayon Aufklarung

Peranan Mahasiswa: Diam dan semakin ditindas, atau bergerak untuk perubahan

Puisi "Sekelumit Senyum Kala Itu"