Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Apa yang Terjadi dengan Dunia Saat Ini?

Mari kembali pada abad 13 tepatnya pertengahan abad yang menjadi awal dari perkembangan pesat yang pada hari ini kita semua nikmati secara langsung, juga terasa kekejaman dari satu ideologi yang menjadi inti pusat pertumbuhan global. Pasar yang terikat, mengikat, dan terstruktur dengan rapi yang kerap disebut “ bond market ”. Dalam perjalanannya manusia secara naluriah akan berusaha untuk bertahan dalam kehidupannya. Pada masa awal istilah“ bond market ” itu lahir dimulai ketika kota-kota besar di Italia mulai berlomba untuk mendapatkan sebuah kekuasaan tertinggi. Pada pertengahan abad 13 itu kota-kota seperti Florenze. Siena dan Piesa mengisahkan sebuah pertempuran dahsyat secara pengaruhnya melaui faktor ekonomi, sehingga berkembang berlarut-larut menjadi istilah “ Renaissance ”. Faktor finansial menjadi titik buta dari segala sesuatu yang terjadi pada massa itu, dimana juga tumbuh suatu istilah perang yang juga bekaitan tentang uang. Bank yang membabi buta, kalung emas, koin berel l...

Perempuan, Wanita, atau Keduanya?

Bicara mengenai definisi perempuan dan wanita memang kerap kali memusingkan. Seringkali kita bingung dengan begitu banyak sebutan tapi tidak tau apa bedanya. Banyak diantara kita yang bertanya-tanya mana yang lebih pantas, disebut dengan perempuan atau wanita? Wanita “wani di tata” begitu dalam maknanya dalam filosifi jawa. Seorang wanita yang sudah menikah maka hidupnya akan “ditata” oleh suaminya. Seorang wanita juga harus patuh penuh atas aturan yang suaminya berikan, entah itu nanti akan menjadikannya wanita yang seperti apa. Swarga nunut, neraka katut. Begitu kira-kira ungkapan pepatah yang pas. Namun sejauh mana batasan dalam “wani ditata”? Sedang perempuan berasal dari kata “empu” yang dalam bahasa Sansekerta berarti mulia. Empu dalam bahasa jawa juga berarti seseorang yang begitu hebat, dihormati, sekaligus memiliki kesaktian yang tak tertandingi.  Begitu dalam makna perempuan hingga disandangkan gelar empu oleh leluhur bangsa. Bagaimana bisa semua pe...

Mencintai Perempuan

Tanggal 21 April kemarin, kita baru saja melaksanakan agenda rutin tahunan kita, atau bisa juga disebut agenda rutin tahunan negara kita. Yap, agenda tersebut adalah memperingati hari lahir seorang pahlawan bangsa, yang giat memperjuangkan hak perempuan terutama di bidang pendidikan. Sudah merupakan hal yang lumrah, masyarakat berbondong-bondong memperingati hari lahir beliau  dengan b ermacam-macam cara.   Ada yang upacara menggunakan kebaya, mengadakan lomba memasak, membuat pamflet ucapan selamat, atau membuat tulisan yang representatif untuk dipublikasikan di hari tersebut. Saya sendiri membuat tulisan ini, jujur karena paksaan sahabat-sahabat manifesto. Karena sejujurnya, saya agak susah mengatur beberapa diksi untuk menjadi kan   sebuah tulisan   rapi, apalagi dengan tulisan dengan tema serius. Saya terbiasa menulis secara berantakan, kemudian tertinggal dan terlupakan di aplikasi google keep smartphone  saya. Tapi terimakasih, paksaan ini menjadik...

Ada apa dengan COVID-19?

Sebelum penulis mencoba menguraikan kata demi kata, guna melepaskan semua gundah di hati akan lebih baik jika penulis memberikan pengertian kepada pembaca agar tidak terjadi kesalahpahaman.  Dirasa sangat berpengaruh pada ekonomi, isu COVID-19 ini juga berpengaruh pada paradigma sosial, menonjolkan sisi kebodohan, dan yang tak kalah penting lagi, menjadikan manusia dengan sendirinya menjelma sebagai hewan rakus layaknya tikus yang takut tidak dapat jatah makan esok harinya.  Ingat kasus kematian NK perawat rumah sakit di Jawa Tengah yang jenazahnya ditolak untuk di semayamkan di peristirahatan terakhir dalam hidupnya?? Bagaimana mengejutkan anggapan bahwa COVID-19 bisa menular dari orang yang sudah meninggal?? Rasanya hal ini terlalu berlebihan.       Banyaknya kasus kematian yang disebabkan oleh COVID-19 bukan hanya menjadi dilema, namun juga menyisakan tanda tanya besar. Alih-alih takut dan cemas, sebagian golongan rupanya telah mempunyai panda...

Selamat Hari Kartini

perempuan, kerap kali kau merasa cahaya dalam dirimu mulai memudar,  menggelap,  hampir menghilang kau semakin merasa lelah namun, entah bagaimana kekuatan baru muncul dalam dirimu, kau kembali bergerak maju dan tanpa kau sadari,  apa yang hampir membuatmu menyerah kemudian selesai dengan begitu indah patahnya seorang perempuan mungkin memang rasional sekalipun salah tiada wewenang selamat hidup kembali, Kartini teruntuk kita dan juga mimpi semoga langit mendekap, awan memeluk, dan hujan menyambut. Oleh : Ganesha Editor : Tim Manifesto Aufklarung