Perempuan, Wanita, atau Keduanya?
Bicara mengenai definisi perempuan dan wanita memang kerap kali memusingkan. Seringkali kita bingung dengan begitu banyak sebutan tapi tidak tau apa bedanya. Banyak diantara kita yang bertanya-tanya mana yang lebih pantas, disebut dengan perempuan atau wanita?
Wanita “wani di tata” begitu dalam maknanya dalam filosifi jawa. Seorang wanita yang sudah menikah maka hidupnya akan “ditata” oleh suaminya. Seorang wanita juga harus patuh penuh atas aturan yang suaminya berikan, entah itu nanti akan menjadikannya wanita yang seperti apa. Swarga nunut, neraka katut. Begitu kira-kira ungkapan pepatah yang pas. Namun sejauh mana batasan dalam “wani ditata”?
Sedang perempuan berasal dari kata “empu” yang dalam bahasa Sansekerta berarti mulia. Empu dalam bahasa jawa juga berarti seseorang yang begitu hebat, dihormati, sekaligus memiliki kesaktian yang tak tertandingi. Begitu dalam makna perempuan hingga disandangkan gelar empu oleh leluhur bangsa. Bagaimana bisa semua perempuan mendapat julukan empu? sedang julukan tersebut begitu agung hingga tak sembarang orang bisa mendapatkannya. Ya, memang perempuan memiliki kesaktian yang begitu hebat hingga surga berada ditelapak kakinya ketika ia menjadi seorang ibu. Begitu hebatnya pula ia mempertaruhkan nyawanya demi melahirkan satu jiwa baru ke dunia. Namun, masih pantaskah seorang perempuan menyandang gelar empu bila ia bukanlah seorang ibu?
Sadar tak sadar perempuan dikaruniai kepekaan lebih dan pula cenderung lebih emosional. Dan sadar tak sadar pula, karunia tersebut seringkali jutru jadi celah besar untuk seorang perempuan. Amin - amin penindasan perempuan akan terus berjalan. Dalil – dalil perempuan lemah tak berdaya terus akan dikumandangkan. Belum terlepas dari sisi gelap patriarki, perempuan juga punya dalil untuk melawan dengan selalu memposisikan dirinya sebagai korban. Belum cukup, dalil lainpun dikumandangkan. Dalam setiap masalah yang menimpanya, perempuan cenderung merasa bebannya 2x lebih berat, merasa dirinya paling tersiksa hingga tak kuat menopang semua beban atas dirinya dan lebih memilih menyerah. Dengan kata lain, perempuan tersebut turut mengamini dalil akan penindasan. Ya Tuhan, sungguh bodoh kataku. Sebelum tertindas orang lain ia justru menindas dirinya sendiri.
Seperti kata ismail marzuki dalam lirik lagunya yang berjudul sabda alam:
Diciptakan alam pria dan wanita
Dua mahkluk dalam asuhan dewata
Ditakdirkan bahwa pria berkuasa
Adapun wanita lemah lembut manja
Wanita dijajah pria sejak dulu
Dijadikan perhiasan sangkar madu
Namun ada kala pria tak berdaya
Tekuk lutut di sudut kerling wanita
Diatas segala kebodohan yang perempuan lakukan, ia tetap pantas menyandang gelar mulia. Diatas segala kekurangannya, perempuan tetaplah layak dimuliakan. Bersama dengan kemuliaannya, perempuan harus berdiri kokoh diatas kakinya sendiri. Tanpa menyebutnya sebagai pembangkang, perempuan juga harus dapat menata hidupnya sendiri. selayaknya definisi wanita tak hanya “wani ditata” namun juga “wani nata”. Perempuan, wanita, ia turut memegang penuh kendali atas dirinya. Entah menyebutnya sebagai wanita atau perempuan, sungguh keduanya tak ada yang lebih tinggi. Wanita adalah perempuan dan perempuan adalah wanita. Perempuan yang mulia ialah perempuan yang tertata sikapnya. Perempuan yang mulia ialah perempuan yang tertata tutur katanya. Perempuan yang mulia ialah perempuan yang tertata hatinya. Begitu lembut hati, tutur kata dan sikapnya hingga ia dapat mengolah kehidupannya dengan baik. Begitu ia sudah dapat menata dirinya sendiri terlebih dahulu, maka ia tidak akan terombang - ambing oleh tatanan yang suaminya berikan kelak.
Sekali lagi menata diri itu amatlah penting. Namun sebelum menata diri, ada baiknya kita menatap diri terlebih dahulu. Tatap baik – baik diri kita, cari celah diri dan perbaiki sendiri. Kelak nanti perempuan tak perlu lagi teriak – teriak akan penindasan. Kelak nanti perempuan punya caranya sendiri untuk melawan. Begitu tertata dirinya dari dalam, begitu pula tertata kehidupannya.
Penulis : Dindi
Editor : Tim Manifesto Aufklarung
Komentar
Posting Komentar