Puisi "Sepucuk Angpau dari Tanah Rantau"

Lewat sajak ini

Dengarlah burung daramu

Bercurah Bu


Sungguh tak ada

Dalam hati buah hatimu

Ruang kosong penuh debu

Semua bersih terisi

Pukat lanca kalimat rindu

Bias cahaya dawuhmu

Yang tak pernah lekang

Dari tanah rantau


Di perantauan

Tak ada pemantik yang lebih baka

Selain raut dua wajah senja

Dari dua retinanya

Ingin kulihat melihatku

Menangkarkan gugusan bintang

Sebagai hiasan hidupmu Bu

Pun hidup Bapak


Dan bila sampai waktunya

Tubuh kita tanpa antara

Biar hangatmu kupeluk

Meredam tumpukan rindu

Gejolak seorang perantau

Seperti kutahu

Tak ada rindu

Yang benar-benar utuh

Tak ada

Selain rinduku padamu Bu


Penulis : Fathur Rasyid

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Islam dan Gender (SIG) KOPRI Feminea PMII Rayon Aufklarung

Peranan Mahasiswa: Diam dan semakin ditindas, atau bergerak untuk perubahan

Puisi "Sekelumit Senyum Kala Itu"