Cerpen "Organisasi dan Prestasi"

ORGANISASI DAN PRESTASI

Oleh : Alfina Damayanti


Malam ini masih berkutat dengan laptop. Seperti biasa, Cuma ingin tulis saja. Tulis tentang apa yang aku suka. Kali ini aku mau cerita perihal ketertarikanku dengan ORGANISASI. Bagaimana aku bisa tertarik dengan satu hal ini? Begini ceritanya..... 

Saya Alfina Damayanti, anak kedua dari pasangan suami istri yang berdomisili di kota penghasil rokok (kretek), yaitu Kudus. Seperti halnya anak kedua pada umumnya, pada uniknya saya lahir kembar tetapi beda jenis yakni perempuan dan laki-laki. Saya sering dipandang oleh orang-orang sekitar sebagai individu yang aktif, produkti, giat berorganisasi formal maupun non formal. Memang sifat-sifat itu melekat pada saya, tetapi seiring bertumbuhnya diri saya berusaha memperbaiki dan mengembangkan kualitas hingga kini. 

Orang tua saya bukan orang kaya ataupun berpendidikan tinggi hingga menyandang gelar profesor. Beliau-beliau lulusan SMA yang berprofesi sebagai wiraswasta dengan harapan anaknya kelak mampu melebihi mereka. Diberi kehidupan berkecukupan merupakan rezeki yang belimpah, karena saya tahu di luar sana masih banyak orang yang kekurangan. Namun, mereka tetap bersyukur atas apa yang diberikan. Saya sadar bahwa kekayaan diukur dari bagaimana kita menerima dan mensyukuri keadaan serta rezeki kita. Itulah motivasi dan pegangan hidup yang saya bawa sampai sekarang. Sedari TK sampai SMA saya mengenyam pendidikan di sekolah Islam, hal itu didasari oleh keluarga yang memang agamis. Mendapatkan ajaran agama di sekolah dan didukung keluarga yang mengajak lebih taat perkara agama membentuk karakter rajin dan disiplin dalam diri saya, tetapi hal itu tidak membuat saya sedikit menutup diri terhadap lingkungan luar. 

Sebenarnya, dari kecil saya suka ikut mbak tetangga rumah ke beberapa kegiatan rapat dan organisasi. Dan saat itu juga saya melihat banyak sosok yang berpengaruh ditengah rapat. Kalian tahu apa yang saya pikirkan? saya ingin seperti meraka, saya ingin berlagak menjadi orang sibuk dan berbicara tentang banyak hal yang terdengar begitu keren. So.... semua yang aku lakukan dan aku dapatkan sekarang di organisasi adalah suatu yang dulunya hanya sebatas APA YANG SAYA INGINKAN. 

Dimulai dari anak SD yang belum tahu apa-apa dan bodoh akhirnya saya memasuki usia remaja dimana saya menempuh pendidikan SMP salah satu sekolah agama terbaik. Masa orientasi siswa yang telah terlewat artinya mau tidak mau saya dituntut untuk beradaptasi dengan cepat terhadap lingkungan baru. Salah satu sifat saya yang suka berorganisasi ini membuat saya bersemangat untuk mendaftar sebagai anggota OSIS di sekolah. Menjadi pengurus OSIS bukanlah hal yang mudah, saya harus melewati berbagai tahapan seleksi, Tahap demi tahap seleksi saya ikuti dan saya lolos dengan nama saya yang berada di struktur pengurus harian yaitu Bendahara kedua. Akan tetapi disini aku merasa manja akan semua diurusi oleh pembina osis, apa mungkin kami belum paham dan belum begitu dilepas kendala mandiri oleh pihak sekolah.. Hingga masa SMP terlewati. 

Masa SMA-ku dimulai dan aku mencoba mendaftar menjadi pengurus OSIS lagi apakah nanti dalam kerja kendalinya berbeda. OPREC (Open Recruitment) pun dibuka dan aku mengikuti berbagai tahapan seleksi hingga akhirnya aku lolos dan menjadi kepengengurusan harian yaitu sekretaris kedua. Disini aku bergabung di organisasi dan menjadi salah satu orang yang turut andil dalam sebuah perubahan untuk diri sendiri dan orang lain. Meskipun disini saya baru kenal cara tentang adminstrasi ini menjadi suatu hal baru dalam pengalamanku. Entah kenapa aku adalah sosok yang pendiam saat pertama bertemu dengan orang-orang dan mungkin ini adalah salah satu ciri sifatku, akan tetapi dibalik itu aku juga sosok yang punya rasa percaya diri dalam berbicara didepan umum. Setelah kelas sepuluh selesai dimana masa pergantian periode kepengurusan. Awal kelas sebalas, dimana akan adanya kepengurusan OSIS baru saya di tunjuk menjadi salah satu calon ketua OSIS periode 2019/2020 meskipun hal yang membuat saya terkejut tetapi saya bisa melewati ini dan menyampaikan orasi dengan baik. Usai PILKETOS (Pemilihan Ketua Osis), saya kalah suara dan diamanahkan menjadi sekretasris umum. Tugas pertama dari ketua dan pembina OSIS menjadi tantangan bagi saya. Dengan bermodalkan jurnal dan forum administrasi, saya mulai mengulik tentang surat, buku administrasi, hingga jurnal program kerja. Dalam menjalani kewajiban, seringkali kami dipandang sebelah mata oleh kebanyakan orang. Julukan sebagai “babu sekolah” sudah menjadi makanan sehari-hari bagi para pengurus OSIS. Karena saat ada acara sekolah pengurus OSIS terlihat sibuk dan sering mengambil dispensasi saat jam pelajaran untuk mempersiapkan acara. Akan tetapi aku mempunyai janji dalam diri bahwa akan menjadi pengurus yang bisa diteladani oleh siswa lain. Kegiatan yang banyak diluar kelas tidak menghambat prestasi di dalam bangku kelas, bahwa disini saya juga harus giat dalam belajar hingga akhirnya selalu mendapatkan peringkat kelas sampai kelas 12. Bahkan berbagai lomba saya ikuti dengan menuangkan bakat sendiri yaitu lomba MC (Master of Ceremony), pidato dan puisi. Meskipun belum membuahkan hasil tetapi bakat saya selalu saya tuangkan di dalam kegiatan sekolah yaitu menjadi MC formal di setiap acara sekolah. Selain itu juga aku selalu mengikuti berbagai seminar di luar sekolah dan lomba administrasi di Forum OSIS Kabupaten. Kami sebagai pengurus juga tidak berhenti berproduktif memperkenalkan kegiatan osis maupun prestasi siswa melalui teknologi yaitu web blog, Instagram maupun vlog di Youtube. Hingga suatu hari OSIS kami diundang Kementerian Agama untuk mengikuti forum “Pencegahan Radikalisme dan Terorisme”. Saya dan ketua OSIS menjadi delegasi sekolah kami. Bencana alam yang kerap terjadi setiap tahun, yaitu banjir menjadi persoalan yang akan saya bahas dalam rapat kerja. OSIS bukan semata-mata eksis di lingkungan sekolah, tetapi juga eksis di luar masyarakat sekitar. Seperti halnya program kerja kami, yaitu bakti sosial untuk korban bencana alam, PMII dan panti asuhan. Banyak hal yang aku dapatkan di OSIS SMA. Dari mulai rasa percaya diri semakin tinggi, kemampuan berbicara di depan orang banyak yang semakin terasah, belajar mengatur waktu antara belajar dan berorganisasi (walapun sibuk, harus tetap berprestasi), mendapatkan beasiswa di berbagai seminar, dan banyak lagi lainnya. 

Menurutku, organisasi itu keren. dan menurut kalian juga pastinya. Kenapa? Ya, karena aku sudah merasakan dampaknya walaupun harus menyita banyak waktu dan hidup sebagai anak yang sedikit "tidak normal" dengan banyak aktifitas. Tapi semua yang aku kerjakan di OSIS, sacara tidak langsung membuat aku jadi banyak belajar dari setiap kejadian manusia dari rasa susah, lelah, bingung, sakit hati, pertemanan, kekompakan, haru, bangga, dan banyak lagi. Pastinya bakalan NANO NANO dan NYATA banget!. Perlu kalian tahu, OSIS SMA itu benar-benar berbeda dengan OSIS SMP. OSIS di SMA benar-benar menjadi orang yang berpengaruh dan di sini kita dibebaskan untuk berkreasi dan mandiri. Berbagai hal yang telah saya lalui seperti seminar bertemu oleh pemateri-pemateri hebat, mendapatkan relasi sesama siswa dari berbagai sekolah, dan tentu banyak ilmu baru membuat saya merasa beruntung telah mendapatkan pengalaman besar di usia dini. 

Usailah masa khidmahku menjadi bagian OSIS, hingga akhirnya muncul berita kasus pertama COVID-19 di Indonesia. Sekolah mengambil kebijakan agar kami diberhentikan untuk tatap muka dan berganti sistem daring (belajar di rumah). Hingga tibalah kelulusan SMA yang dimana masih dalam keaadan COVID-19 zona orange, kelulusan pun dihadiri untuk siswa berprestasi akademik dan non-akademik saja. Alhamdulillah sekali aku mendapatkan panggilan melalui WhatsApp untuk turut hadir dalam acara kelulusan sebagai siswi berprestasi bidang non-akademik, yaitu sekretaris OSIS terbaik. Ini adalah sebuah reward dan kebanggaan untuk diriku dan orang tuaku juga. Ada satu kalimat yang selalu aku ingat dalam berorganisasi, yaitu kutipan dari ucapan Presiden Amerika, John F Kennedy, yang mengalami sedikit perubahan. Kalimat itu berbunyi: “Jangan bertanya apa yang kamu dapat dari organisasi, tetapi bertanyalah apa yang yang sudah kamu berikan untuk organisasi itu.”

Editor : Tim Manifesto

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sekolah Islam dan Gender (SIG) KOPRI Feminea PMII Rayon Aufklarung

Peranan Mahasiswa: Diam dan semakin ditindas, atau bergerak untuk perubahan

Puisi "Sekelumit Senyum Kala Itu"